Selasa, 04 Februari 2025

If Fate Is Still Siding (part 1)

The lost promise

If Fate Is Still Siding (part 1)

Hana duduk di depan layar laptopnya, jari-jarinya melayang di atas keyboard, tapi tak satu pun kata berhasil ia ketik. Pikirannya sibuk memutar ulang semua kenangan yang pernah ia lalui bersama Oppa. Sejak pesan terakhir yang menyakitkan itu, ia berusaha melanjutkan hidup. Namun, entah mengapa, hatinya tetap tertambat di masa lalu.

Malam itu, ia menemukan dirinya kembali menelusuri percakapan lama mereka. Ia tersenyum getir saat membaca pesan-pesan hangat yang dulu selalu berhasil membuat harinya lebih baik. Dulu, mereka sering membahas tentang masa depan, pernikahan, bahkan bagaimana mereka bisa menyatukan perbedaan. Tapi sekarang, semua itu terasa seperti mimpi yang tak pernah benar-benar nyata.

"Apa kita akan bisa kembali seperti dulu?" bisiknya pada diri sendiri.

Hana tahu, mungkin jawabannya sudah jelas. Tapi hatinya masih menggantungkan harapan pada kemungkinan yang samar.

Suatu malam, di tengah keheningan, sebuah notifikasi muncul di ponselnya. Matanya membesar saat melihat nama yang muncul di layar. Oppa.

Hana ragu-ragu sebelum membuka pesannya.

Oppa: "Hey... how have you been?"

Pesan singkat itu seharusnya terasa biasa saja, tapi bagi Hana, itu cukup untuk membangkitkan segala perasaan yang telah ia coba pendam.

Dengan jantung berdebar, ia membalas, "I'm good. How about you?"

Beberapa saat kemudian, balasan datang.

Oppa: "I miss talking to you."

Seketika, seluruh emosi yang selama ini ia tekan kembali menyeruak. Hana ingin marah, ingin bertanya kenapa Oppa menghilang begitu saja. Tapi di sisi lain, ia juga ingin memeluk setiap kata yang ia baca, karena itu berarti Oppa masih memikirkannya.

Hana: "Why are you texting me again?" tanyanya akhirnya.

Oppa butuh waktu lama sebelum membalas.

Oppa: "I don’t know. I just... feel like I lost something important."

Hana menghela napas. Itu jawaban yang ia harapkan, tapi juga yang paling ia takutkan. Karena kehilangan bukan berarti ingin kembali, bukan?

Mereka mulai mengobrol lagi, pelan-pelan seperti dua orang asing yang mencoba mengenal satu sama lain dari awal. Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini—keraguan, luka yang masih terasa, dan pertanyaan yang tak terjawab.

Hana: "Do we still have a chance?" Hana akhirnya memberanikan diri bertanya.

Di seberang sana, Oppa terdiam lama sebelum akhirnya menjawab.

Oppa: "I don’t know, Hana. I just know that I still care about you."

Dan untuk malam itu saja, Hana membiarkan dirinya menikmati kata-kata itu, meski ia tahu bahwa kepedulian tak selalu berarti kembali.

Namun, jika takdir masih berpihak, mungkin suatu hari nanti, mereka akan menemukan jalan pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Afirmasi untuk Nur Dawia

  Untuk Nur Dawia yang sedang menanti cinta terbaik, Hari ini, kamu tidak sendiri. Langit mencatat setiap doa yang kamu bisikkan dalam diam,...