Rabu, 07 Mei 2025

Ada Rindu Yang Terasa Hina

Aku berdiri di sisi jalan yang kita pernah rencanakan,

saat kau berjanji akan membangun rumah di sana.
Pagi-pagi kita berbicara tentang masa depan—
dan aku percaya setiap kata yang keluar dari bibirmu.
Kita hampir mengukir nama kita berdua di batu.
Aku hampir menganggapmu sebagai bagian dari takdirku,
yang tidak akan mungkin hilang.

Tapi sekarang, aku berdiri di sini,
di tempat yang sama,
tapi tanpa kau di sampingku.
Tanpa suara yang dulu aku dengar setiap malam.
Tanpa janji yang sempat kau berikan.

Dan aku…
aku hanya bisa melihatmu dari jauh,
melihat langkahmu yang menjauh,
menuju seseorang yang bukan aku.

Tapi kenapa,
meski kau tidak lagi ada,
masih ada rindu yang tidak bisa aku buang?
Bagaimana bisa,
sesuatu yang aku anggap tak terpisahkan,
akhirnya jadi sekadar bayangan yang aku kejar
ke dalam ruang hampa?

Setiap pesan yang tak kau balas,
setiap kata yang tidak kau ucapkan,
setiap langkahmu yang semakin jauh,
semua itu membuat rindu ini menjadi hina,
menjadi beban yang terus kutanggung sendirian,
tanpa kata maaf, tanpa penjelasan.

Aku tidak bisa membencimu.
Aku hanya bisa merasa konyol,
karena aku masih berharap
seperti orang bodoh yang menunggu sesuatu
yang sudah tidak ada.

Dan aku tahu,
pada akhirnya,
rindu ini akan tetap menjadi hina
karena aku mencintai seseorang yang sudah memilih
untuk tidak lagi peduli padaku.
Seseorang yang sudah memilih masa depannya
tanpa mencariku di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Afirmasi untuk Nur Dawia

  Untuk Nur Dawia yang sedang menanti cinta terbaik, Hari ini, kamu tidak sendiri. Langit mencatat setiap doa yang kamu bisikkan dalam diam,...